"Persoalan yang saat ini terjadi di Kabupaten Garut, selain angka kemiskinan dan pengangguran, yakni yang paling utama Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang masih berada di tingkat bawah di 27 Kabupaten/Kota," ujar salah satu warga Desa Wanakerta, Badru (38), Selasa (3/2/2020).
Badru menyampaikan hal itu pada kegiatan reses II tahun 2020 anggota DRPD Provinsi Jawa Barat Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Dadan Hidayatulloh. Kegiatan dilangsungkan di SMP Plus Nurul Qodir, Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut.
Dikatakan Badru, persoalan IPM hampir sejak dulu Garut masih terus berada di peringkat bawah, tidak ada perubahan yang sangat signifikan. "Bagaimana IPM mau naik, jika indikator yang berkaitan dengan IPM tidak ada kemajuan. Misalnya di bidang kesehatan, pelayanan masih buruk serta angka stunting masih tinggi," terangnya.
Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat, Dadan Hidayatulloh, mengatakan, angka kemiskinan Garut merupakan salah satu persoalan yang memang harus menjadi perhatian semua pihak. Bukan saja pemerintah, melainkan masyarakatnya sendiri harus ikut memikirkan dan memberikan jalan keluarnya. "Angka kemiskinan memang salah satu problem yang klasik bagi Garut. Padahal banyak potensi yang bisa digali dalam mengurangi angka kemiskinan," ucapnya.
Persoalan IPM Garut, kata Dadan, Pemerintah Kabupaten Garut sudah berupaya maksimal yang mana dalam setiap penganggaran selain memfokuskan pada bidang insfratruktur. Bidang kesehatan dan pendidikan menjadi prioritas utaman. "Anggaran selalu besar setiap tahun di bidang pendidikan dan kesehatan. Itu upaya pemerintah dalam meningkatkan IPM Kabupaten Garut," tambahnya.
Diakui Dadan, selain anggaran yang di gelontorkan sangat besar bidang pendidikan dan kesehatan dari APBD Garut, APBD dari Provinsi Jawa Barat juga sangat besar.
Sumber :
https://www.galamedianews.com/daerah/249619/angka-kemiskinan-dan-pengangguran-di-garut-masih-jadi-persoalan.html
0 Response to "Angka Kemiskinan dan Pengangguran di Garut Masih Jadi Persoalan"
Post a Comment