Tanjakan itu mulanya bernama Tanjakan Cisandaan. Namun, karena konon kabarnya banyak rombongan pengantin yang celaka di sana, masyarakat mengubah namanya menjadi Tanjakan Panganten (pengantin). Tanjakan tersebut terletak di Jalan Raya Pakenjeng-Pamulihan, Kecamatan Pamulihan. Sekitar 50 kilometer jaraknya dari pusat perkotaan Garut.
Jalan menanjak itu terletak di sebuah tebing. Tanjakan ini bermedan curam, dengan tingkat kemiringan sekira 45 derajat.
Jalannya memanjang sekitar 700 meter. Tanjakan tersebut menyimpan cerita mistis. Menurut cerita masyarakat setempat, konon kabarnya banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pengantin di tanjakan tersebut.
detikcom berbincang dengan Ahmad Fauzan alias Ojan (25), seorang warga Pakenjeng yang kerap melintasi jalur itu. Menurut Ojan, pada tahun 2013 lalu, ada rombongan pengantin yang terlibat kecelakaan tunggal di tanjakan itu. "Saya dulu itu masih SMA kalau tidak salah. Waktu itu saya ingat ada pengantin yang kecelakaan di sini. Korbannya luka parah. Tidak sampai meninggal untungnya," ucap Ojan kepada detikcom di kampus Uniga, Jalan Raya Samarang, Tarogong Kaler, beberapa waktu lalu.
Rombongan pengantin itu, sambung Ojan, berasal dari Jawa Tengah. Seorang lelaki dari Jateng hendak menikahi wanita asal Bungbulang.
Sejak saat itu, Tanjakan Cisandaan ini lebih dikenal dengan nama Tanjakan Panganten. Menurut mitos di masyarakat setempat, agar selamat melintasi jalur itu, seorang pengantin harus turun dari kendaraan saat melintas Tanjakan Panganten. Dia harus berjalan kaki. "Nanti kalau udah sampai di bawah, pengantin naik lagi ke mobil," katanya.
https://m.detik.com/news/berita-jawa-barat/d-4871182/kisah-horor-tanjakan-panganten-yang-melegenda-di-garut
0 Response to "Kisah Horor Tanjakan Panganten yang Melegenda di Garut"
Post a Comment