Hal itu dikemukakan Helmi saat membuka Pertemuan Kesiapsiagaan Infeksi Novel Coronavirus (2019-nCOv) di kawasan wisata Cipanas Garut, Selasa (11/2/2020). Berkaitan isu virus corona, Helmi berharap kemunculan wabah tersebut manjadi momentum masyarakat melaksanakan perilaku hidup bersih, sehat, dan selalu mengonsumsi makanan halal, dan thoyiban.
Pemkab Garut sendiri melalui RSU dr Slamet Garut telah menyiapkan fasilitas guna mengantisipasi kasus virus corona. Hal itu juga berkaitan RSU dr Slamet Garut yang telah berpengalaman menghadapi virus flu burung di 2007. “Meskipun di Garut belum ditemukan kasus ini, jangan sampai ditemukan kasus warga terjangkit. Kita juga berharap secara umum di Indonesia tidak akan ada wabah corona,” ujarnya.
Sebelumnya, pada Lokakarya Meningkatkan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir di wilayah Terkendala Masalah Geografis, dan Budaya Paraji di Kabupaten Garut di Fave Hotel pada Maret 2019, Perwakilan USAID Jalin Provinsi Jabar Joko Sutikno menyebutkan, tren kematian ibu melahirkan maupun kematian bayi baru lahir di Garut sejak 2013 meningkat terus. Padahal rata-rata kematian ibu maupun kematian bayi lahir di Jabar cenderung menurun.
Pada 2018, Garut bahkan menempati urutan ke tiga terbanyak di Jabar dalam kasus AKI dengan kematian ibu sebanyak 55 kasus.
Sejak 2016 hingga 2018, Garut pun tercatat sebagai kabupaten dengan kematian bayi baru lahir terbanyak.
sumber :
https://www.inilahkoran.com/berita/42107/2020-sebanyak-60000-ibu-hamil-di-garut-siap-melahirkan
0 Response to "2020, Sebanyak 60.000 Ibu Hamil di Garut Siap Melahirkan"
Post a Comment