Sindiran sering muncul sebagai pengingat bagi individu yang sering berperilaku berlebih. Ada mereka yang menyindir secara blak-blakan. Ada juga mereka yang menyindir dengan cara tidak langsung. Bagi mereka yang paham, teknik menyindir juga ada ilmunya. Tidak sembarangan menyindir, di bawah ini ada beberapa jenis sindiran yang perlu kamu tahu. Dan tentunya sebagai informasi tambahan agar kamu tidak baper-baper amat saat disindir. Simak yuk.
1. Sarkasme
Sindiran sarkasme cukup brutal dan ganas. Bagaimana tidak, sarkasme hadir dengan sindiran yang paling jujur tanpa dibuat-buat. Pemilihan kata dan kalimat dari sarkasme sendiri cenderung keras dan kasar. Disarankan jika ingin menyindir lebih baik jangan menggunakan sarkasme. Karena selain menembak langsung ke titik utama, sindiran sarkasme juga akan memicu emosi jika yang disindir tidak paham dan emosinya kurang bisa dikontrol. Jadi, "jangan jadi netizen yang bodoh dan sok nyindir-nyindir jika diri sendiri masih sulit membedakan mana yang satire dan sarkasme."
2. Ironi
Dengan makna yang bertolak belakang, ironi hadir sebagai sindiran yang cukup lembut di antara bermacam jenis sindiran. Sindiran ironi sangat cocok digunakan untuk menegur dan sebagai pengingat agar individu yang ditegur sadar. Berbeda dengan sarkasme yang punya level cukup brutal. Ironi bisa kamu praktikkan untuk menyindir orang-orang yang melenceng dari norma-norma sosial yang ada. Efeknya tentu tidak sedalam sarkasme, namun ini bisa membuat orang yang disindir berpikir. Salah satu contoh sindiran ironi seperti ini. "Kamu hadir cepat sekali hari ini, bahkan kamu bisa bersaing dengan siput kalau soal kecepatan."
3. Satire
Sindiran satire dikenal sebagai sindiran yang paling berkelas di antar jenis-jenis sindiran lainnya. Para penulis hingga penyair sering menggunakan satire sebagai kritik yang unik. Satire hadir sebagai sindiran berbalut fakta yang cukup menohok. Kadang banyak orang tidak menyadari apa itu sindiran satire karena satire disampaikan bisa dengan niat bercanda atau beramah-tamah. Contoh sindiran satire seperti ini. "Para politikus negeri ini pasti sedang bekerja dengan giat ya, saking giatnya mereka, sampai lupa mendengar aspirasi rakyat."
4. Sinisme
"Yakin mau minjam duit sama aku, kamu gayanya kaya orang kaya, kok minjam duit sama aku." Sinisme hadir dengan sindiran yang pedas dan menusuk. Tidak terlalu kasar, sinisme punya level sindiran yang sedang. Tujuan sindiran sinisme adalah untuk mencemooh dan mengkritik orang lain. Sinisme juga sering digunakan saat berdebat. Dengan mencemooh ide atau rencana. Sinisme hadir bagi mereka yang senang beradu opini.
5. Innuendo
Innuendo adalah jenis sindiran yang unik. Berbeda dengan sindiran lainnya yang berdasar fakta nyata. Sindiran innuendo justru membuat sesuatu masalah menjadi hal yang kecil dan sepele. Semisal, "Jangan takut bangkrut, kamu hanya kehilangan separuh hartamu bukan semuanya." Kalimat tersebut menunjukkan bahwa bangkrut hanya hal sepele. Padahal kenyataannya bangkrut tidak semudah itu dihadapi.
Sumber :
https://www.idntimes.com/life/education/muhammad-farid-hermawan/5-gaya-bahasa-sindiran-yang-sebenarnya-perlu-kamu-pelajari-c1c2/full
1. Sarkasme
Sindiran sarkasme cukup brutal dan ganas. Bagaimana tidak, sarkasme hadir dengan sindiran yang paling jujur tanpa dibuat-buat. Pemilihan kata dan kalimat dari sarkasme sendiri cenderung keras dan kasar. Disarankan jika ingin menyindir lebih baik jangan menggunakan sarkasme. Karena selain menembak langsung ke titik utama, sindiran sarkasme juga akan memicu emosi jika yang disindir tidak paham dan emosinya kurang bisa dikontrol. Jadi, "jangan jadi netizen yang bodoh dan sok nyindir-nyindir jika diri sendiri masih sulit membedakan mana yang satire dan sarkasme."
2. Ironi
Dengan makna yang bertolak belakang, ironi hadir sebagai sindiran yang cukup lembut di antara bermacam jenis sindiran. Sindiran ironi sangat cocok digunakan untuk menegur dan sebagai pengingat agar individu yang ditegur sadar. Berbeda dengan sarkasme yang punya level cukup brutal. Ironi bisa kamu praktikkan untuk menyindir orang-orang yang melenceng dari norma-norma sosial yang ada. Efeknya tentu tidak sedalam sarkasme, namun ini bisa membuat orang yang disindir berpikir. Salah satu contoh sindiran ironi seperti ini. "Kamu hadir cepat sekali hari ini, bahkan kamu bisa bersaing dengan siput kalau soal kecepatan."
3. Satire
Sindiran satire dikenal sebagai sindiran yang paling berkelas di antar jenis-jenis sindiran lainnya. Para penulis hingga penyair sering menggunakan satire sebagai kritik yang unik. Satire hadir sebagai sindiran berbalut fakta yang cukup menohok. Kadang banyak orang tidak menyadari apa itu sindiran satire karena satire disampaikan bisa dengan niat bercanda atau beramah-tamah. Contoh sindiran satire seperti ini. "Para politikus negeri ini pasti sedang bekerja dengan giat ya, saking giatnya mereka, sampai lupa mendengar aspirasi rakyat."
4. Sinisme
"Yakin mau minjam duit sama aku, kamu gayanya kaya orang kaya, kok minjam duit sama aku." Sinisme hadir dengan sindiran yang pedas dan menusuk. Tidak terlalu kasar, sinisme punya level sindiran yang sedang. Tujuan sindiran sinisme adalah untuk mencemooh dan mengkritik orang lain. Sinisme juga sering digunakan saat berdebat. Dengan mencemooh ide atau rencana. Sinisme hadir bagi mereka yang senang beradu opini.
5. Innuendo
Innuendo adalah jenis sindiran yang unik. Berbeda dengan sindiran lainnya yang berdasar fakta nyata. Sindiran innuendo justru membuat sesuatu masalah menjadi hal yang kecil dan sepele. Semisal, "Jangan takut bangkrut, kamu hanya kehilangan separuh hartamu bukan semuanya." Kalimat tersebut menunjukkan bahwa bangkrut hanya hal sepele. Padahal kenyataannya bangkrut tidak semudah itu dihadapi.
Sumber :
https://www.idntimes.com/life/education/muhammad-farid-hermawan/5-gaya-bahasa-sindiran-yang-sebenarnya-perlu-kamu-pelajari-c1c2/full
0 Response to "5 Gaya Bahasa Sindiran yang Sebenarnya Perlu Kamu Pelajari"
Post a Comment