Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa tragedi longsor di area galian C Gunung Kuda, Desa Dukupuntang, Cirebon, terjadi akibat kelalaian dan ketidakpatuhan terhadap standar keselamatan penambangan. Pernyataan ini disampaikannya melalui akun Instagram pribadinya @dedimulyadi71 pada Sabtu (31/5/2025).
Dedi menyayangkan insiden ini, mengingat dia telah memperingatkan potensi bahaya di lokasi tersebut sejak tiga tahun lalu saat berkunjung ke sana. "Saya sudah meragukan keamanan lokasi ini karena terlihat sangat rawan kecelakaan kerja.
Pengelola tambang, dalam hal ini Koperasi Pondok Pesantren Al Azhariyah, harus bertanggung jawab penuh atas 14 korban jiwa dan para pekerja yang terluka," tegasnya.
Lebih lanjut, Gubernur menekankan pentingnya perhatian terhadap nasib keluarga korban. "Para korban adalah tulang punggung keluarga yang bekerja keras untuk menghidupi anak dan istri. Kini, mereka meninggalkan anak-anak yatim yang membutuhkan dukungan. InsyaAllah, saya akan segera mengunjungi keluarga korban untuk memberikan bantuan dan dukungan moril," tambah Dedi.
Sebelumnya, pada Jumat (30/5/2025), Dedi Mulyadi juga telah menyoroti masalah keamanan tambang di lokasi tersebut melalui unggahan Instagram-nya. Mantan Bupati Purwakarta itu mengaku pernah meninjau lokasi sebelum menjabat sebagai Gubernur dan melihat langsung betapa berbahayanya aktivitas penambangan di sana.
"Saya melihat jelas bahwa operasi tambang ini tidak memenuhi standar keselamatan pekerja. Ini sangat memprihatinkan," ujarnya.
0 Response to "Tegas! KDM Minta Pihak Pesantren Tanggung Jawab atas Tewasnya 14 Orang di Tambang "
Post a Comment